Blog ini menggambarkan perjalanan kehidupan dari Pet Tangkilisan, papa orang tua kami beserta semua keturunannya.
Dipersembahkan untuk semua keturunan dari Pet Tangkilisan, yang memiliki nama lengkap Petrus Muntu-Untu Tangkilisan (P.M. Tangkilisan), juga bagi masyarakat luas pada umumnya yang berminat mengetahui lebih jauh mengenai keluarga kami.
P.M. Tangkilisan adalah Putra Pertama dari Pernikahan Pieter Willem Tangkilisan dengan Getruida Kullit (Oma Singkil), lahir pada tanggal 19 Mei 1919 di Singkil Wowonasa Manado Utara, meninggal di Tebet Jakarta pada tanggal 7 November 1984, dan kemudian dibawa kembali ketempat kelahirannya serta di kuburkan pada Pekuburan Adat Bantik di Singkil Wowonasa Manado.
Pet Tangkilisan memiliki adik kandung perempuan yaitu Petronella Maas Tangkilisan, yang menikah dengan S.D. Wuisan (salah seorang pejuang peristiwa 14 February 1946).
Selain memiliki adik kandung perempuan, Pet Tangkilisan juga memiliki kakak tiri yaitu DR. Peils/Phill Maurits Tangkilisan (Hukum Besar Distrik Amurang, Anggota Minahasa Raad, Anggota Senat NIT, dan pernah dua kali menjadi Kepala Daerah Minahasa/KDM).
Meninggalkan Singkil Minahasa pada tahun 1936 menuju kota Balikpapan, sempat bekerja di Shell Balikpapan dan selanjutnya ketanah Jawa tepatnya di Surabaya sebelum aktif berlayar bekerja di KPM (Koninkelijitke Paketvaart Maattscappi).
Pet Tangkilisan menikah di Gereja Imanuel Jakarta dengan Julien Magda Marie Sarapung (Lahir 5 July 1927 di Tebing Tinggi Sumatera), puteri kedua dari hasil pernikahan pasangan Wouter Cloudius Sarapung dengan Magdalena Tumundo.
Dari pernikahan dengan Julien M.M. Sarapung, memiliki 5 (lima) anak yaitu :
1. Raymond Robert Tangkilisan
2. Rewung Ringking Tangkilisan (Reny)
3. Rhonda Rosalina Tangkilisan
4. Renata Rachele Tangkilisan
5. Petrus M. Tangkilisan Jr.
Kami memiliki darah keturunan Bantik (salah satu anak suku di Minahasa) dikarenakan Oma dari Pet Tangkilisan atau Mama dari Pieter Willem Tangkilisan adalah Oma Dokaha Suawa, yang adalah cucu keturunan dari Dotu Kahuntu Suawa / Johuntu (Kepala Balak Bantik).
Selain keturunan Bantik, berdasarkan marga Tangkilisan, Sarapung, Mantiri, Kullit dan Tumundo, kamipun memiliki hubungan keturunan dengan masyarakat Tonsea maupun Tondano.
Catatan : Lihat juga Silsilah Keturunan Matuari Rempeng (Kembar), Anna Mantiri dan Charlotta Mantiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar